Wednesday, July 23, 2014

Sapoeran Tempoe Doeloe

Sapoeran adalah desa kecil dekat kota Wonosobo yang pada saat itu masih berupa hutan lebat. Belanda membuka pusat penggergajian kayu disana dengan mendatangkan mesin-2 potong yang saat itu bisa disebut sangat modern.
Hasil dari hutan itu adalah kayu Jati dan kayu Tjemara dengan diameter dan panjang kayu yang besar.

Berikut kegiatan di Sapoeran.




Rangka bangunan Utama pusat penggerjajian Sawmil Sapoeran, Wonosobo 1926


Empat ribu batang bambu yang digunakan dalam perakitan topi untuk bangunan utama dari Mesin Sawmill 'Sapoeran' dekat Wonosobo di Jawa Tengah


Menerapkan dinding bambu dari bangunan utama dari Mesin Sawmil 'Sapoeran' ke Wonosobo di Jawa Tengah 1926





Menara pendingin mesin gergaji, di Sapoeran Wonosobo tahun 1926





bagian belakang gudang kering pabrik sawmil Sapoeran wonosobo 1926


jalur KA menuju sawmil Sapoeran 1926


mesin-mesin raksasa untuk pemotongan dan penggergajian kayu





instalasi mesin gergaji kayu




potongan-2 kayu hutan di Pusat Penggergajian Sawmil Sapoeran, Wonosobo 1926








Dalam hal pemilihan Pohon yang akan di potong, Belanda sangat disiplin. Pertama-tama mereka akan memilih pohon dengan diameter yang telah di tentukan, lalu pohon tersebut di tandai . Pohon yang telah ditandai, bagian akar nya dimatikan dulu dengan cara memasukkan kapur disekeliling akar pohon agar pohon mati dan kering secara alami. Proses ini bisa memakan waktu ber bulan bulan. Setelah pohon tersebut kering, barulah boleh ditebang. 
Selain menebang pohon, Belanda juga membuka lahan baru untuk pembibitan pohon-2 yang baru sehingga kelangsungan usaha bisa terus berjalan.
Jadi sangat berbeda dengan pengusaha HPH saat ini yang merampok isi hutan sehingga perusakan hutan dan ekosistemnya terjadi sangat masif.

Disatu sisi Belanda menjajah negri ini, tapi disisi lain terlihat adanya pembangunan, adanya kegiatan ekonomi sampai ke daerah-daerah terpencil. Setiap daerah, desa kecil sekalipun, dicari potensi sumber alamnya untuk bisa dimanfaatkan se optimal mungkin dan melibatkan penduduk sekitar desa. Hal ini sangat baik dilakukan sehingga terjadi pemerataan distribusi ekonomi dan mencegah terjadi urbanisasi.

Bandingkan dengan keadaan sekarang dimana pembangunan dan kegiatan ekonomi hanya terjadi di kota besar di pulau Jawa sehingga terjadi ketimpangan pembangunan antara Jawa dengan luar Jawa, antara Pusat dengan daerah. Hal ini terjadi karena 70% dari APBN hanya berputar di Jakarta, dan itupun sebagian besar lenyap entah kemana.

Sumber

Sapoeran Tempoe Doeloe Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Tifa Computer

0 comments:

Post a Comment

Tari Topeng dan Lengger Wonosobo